Viral Kakek Penjual Mainan Disuruh Tak Berjualan selama PPKM, Diberi Sepeda dan Uang Rp 5 Juta
Kisah seorang kakek penjual mainan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Kasmadi (75) kaget ketika dagangannya didatangi seorang polisi.
Kasmadi diminta oleh Aipda Purnomo (41) untuk menutup dagangannya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Se Jawa-Bali ini.
Tak tanggung-tanggung, saat sang kakek tersebut diminta menutup dagangannya, Purnomo malah memberikan sang kakek uang sebesar Rp 5 juta.
Diungkapkan Purnomo kepada Tribunnews.com, uang tersebut diberikan kepada kakek Kasmadi untuk memenuhi kebutuhannya selama PPKM darurat ini.
Bahkan jika dimungkinkan, uang tersebut dapat membantu menutup kebutuhan sang kakek selama satu bulan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi PPKM darurat diperpanjang pemerintah.
Tidak hanya uang senilai Rp 5 juta saja, Purnomo juga membelikan sebuah sepeda untuk sang kakek.
Mengingat, sejak tahun 1978, sang kakek selalu menjajakan barang dagangannya dengan jalan kaki.
Nasib mujur menimpa sang kakek, diceritakan Purnomo, pertemuannya dengan sang kakek tanpa adanya unsur kesengajaan.
Awalnya, saat melakukan perjalanan pulang dari Polres Lamongan, Jawa Timur, Purnomo tidak sengaja melihat seorang kakek yang berjalan kaki dengan memikul jualan mainan dipinggir jalan.
"Awalnya ndak sengaja ketika pulang dari polres Lamongan kami melihat seorang kakek yang sudah umur berjalan kaki dengan memikul jualan mainan dipinggir jalan raya," terang Purnomo, Senin (12/7/2021).
Melihat itu, Purnomo lantas sengaja hampirinya.
Setelah berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut merupakan warga Desa Datinawong, Kabupaten Babat, Lamongan.
Kasmadi mengatakan kepada Purnomo, biasanya dirinya berjualan di depan sekolah di Lamongan Kota.
Namun, banyak sekolah yang saat ini tutup karena pandemi.
Bahkan, dari mulai subuh sampai jam 11.00 WIB, siang, dagangan Kasmadi belum laku sama sekali.
Oleh karena itu, Kasmadi sekarang berjualan dengan berkeliling di pinggir jalan raya.
Karena faktor usia, jika merasa kelelahan, Kasmadi sering duduk di emperan toko untuk istirahat dan menghilangkan rasa capeknya.
Mengingat, kakinya sudah tidak sanggup untuk berjalan jauh dan menggendong gerobaknya.
Belum lagi soal penglihatannya yang sudah berkurang karena rabun.
"Di saat pandemi sekarang ini, mengais rejeki sangat sulit katanya kepada saya. Namun Pak Kasmadi pantang menyerah meskipun terkadang jualan mainannya jarang terbeli, karena banyak anak-anak sekolah yang sebagai besar jadi pelanggannya tidak sedang libur."
"Namun Pak Kasmadi tetep bersabar, meskipun sekarang rute jalan kakinya semakin jauh ditambah penglihatannya Pak Kasmadi agak berkurang dan rabun, mata sebelah kanan kurang terang karena sakit," kata Purnomo.
Melihat kegigihan Kasmadi dalam mengais rezeki, Purnomo lantas membeli dagangan Kasmadi.
Termasuk juga memberikan tambahan modal untuk sementara meliburkan dagangannya selama aturan PPKM ini.
Juga membelikan sepeda untuk Kasmadi, agar selesai PPKM, dirinya tidak berjalan kaki lagi saat menjajakan barang dagangannya.
"Hari ini sengaja kami borong semua jualan pak kasmadi dan kami berikan tambahan modal untuk sementara agar tidak berjualan selama aturan PPKM ini."
"Kami berikan modal juga sepeda buat Pak Kasmadi agar tidak berjalan kaki lagi saat jualan, kasihan," ujar Purnomo.
Lebih lanjut, Purnomo juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap bergotong-royong saling membantu dalam menghadapi pandemi ini.
Tidak hanya Kasmadi, namun pada masyarakat lain yang juga saat ini dalam keadaan susah, oleh karena itu sepatutnya kita membantu.
"Di saat seperti ini, kita bisa bangkit asal kita tetap saling membantu dan membuang rasa egois kita, karena kita adalah bangsa Indonesia yang guyup rukun serta gotong-royong," pungkas Purnomo. (papuabarat.tribunnews.com)